Kemampuan intelektual adalah sebuah kemampuan dimana sistem otak kita bekerja untuk mengembangkan , menalar, berpikir dalam suatu informasi yang kita dapat.
Saya yakin setiap individu memang memiliki kemampuan intelektual. Namun yang membedakan individu yang ber-intelek dan individu tidak ber-intelek. Pertama, individu yang mau berusaha dalam pencapaian intelektualnya tersebut, mengembangkan daya nalarnya dengan mengasah terus pemikirannya, misal berdiskusi dengan forum atau mengkaji isu-isu sosial-politik yang sedang berkembang dan mencari titik temu untuk memecahkan problematika masalah tersebut dll. Kedua, individu yang acuh tak acuh terhadap masalah sosial menjadikan dirinya enggan berpikir, apalagi mengembangkan isu-isu, bahkan tak pernah berpikir mencari solusi.
Apalagi yang sudah memasuki tahap "maha"siswa yang seharusnya memang dituntut untuk menjadi akademisi yang ber-intelektual tinggi. Namun dalam realita yang terjadi pada kehidupan mahasiswa adalah sebuah tindak tanduk rasa malas untuk mencoba berpikir terhadap masalah bangsanya, terjadi sikap enggan mengembangkan kemapuan nalarnya, serta kurang pekanya kaum intelektual dalam kampus itu memang menjadi problematika terhadap idealisme mahasiswa saat ini. Padahal menurut seorang pahlawan bangsa kita ini mengatakan;
"Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda"-Tan Malaka.
Intelektual itu seperti sebuah pisau yang bersifat dan memiliki fungsi tajam, namun apabila tidak pernah di asah maka akan hilang pula sifat dan fungsi yang sebenarnya dan apabila berfungsi pun tak akan tajam seperti "pisau sebenarnya". Begitu pula daya nalar atau kemampuan intelektual kita tak akan pernah berkembang tanpa kita mengasah pemikiran kita, kita tak akan pernah tahu kemampuan intelektual kita sampai dimana apabila tak pernah mencoba. Kita perlu mengasah pemikiran kita agar lebih melihat cakrawala teelalu banyak pengetahuan yang ada diluar sana, tak dapat sendiri dalam mengasahnya harus selalu bertukar pikiran dalam setiap informasi serta problematika.
Kritik tanpa bertindak, Kritik tanpa solusi, dan Berpikir tanpa melihat takan merunbahan apapun , karena itu kita harus menjadi intelektual yang berani mencoba bergerak dalam sebuah pergerakan yang nyata dan memberikan solusi terbaik dalam setiap masalah. ***
MHT
Labels: Pena Perempuan