Edmund Gustav
Albrecht Husserl dilahirkan pada tanggal 8 April 1859 di Prostejov, Moravia,
Ceko.Dia adalah filsuf Jerman dan dikenal sebagai bapak fenomologi, karyanya
meninggalkan orientasi yang murni positivis dalam sains dan filsafat pada
masanya, serta mengutamakan pengalaman subyektif sebagai sumber dari semua
pengetahuan tentan fenomena obyektif. Husserl meninggal dunia di Freiburg pada
tanggal 27 April 1938 dalam usia 79 akibat penyakit pneumonia.
Husserl memiliki cita-cita untuk menjadikan
fenomonologi adalah sebuah ilmu, baginya fenomonologi bukan hanya sebgai filsafat
tetapi juga sebagai sebuah metode, namun metode yang benar-benar ilmiah
menurutnya adalah metode yang sanggup untuk menampakkan diri sesuai realitas
yang sebenarnya tanpa ada manipulasi . Ada satu slogan yang terkenal dikalangan
fenomonologi, yaitu: zu den sachen selbst
(terarah kepada bnda itu sendiri). Yang dapat diartikan bahwa benda itulah
yang menunjukkan hakikatnya sendiri yang mengarah pada realitas.
Menurut Husserl “prinsip segala prinsip” ialah
hanya dengan intuisi langsung (dengan tidak menggunakan pengantara apapun juga)
dapat dipakai sebagai kriteria terakhir dibidang Filsafat dan menyimpulaka
bahwa kesadaran harus menjadi dasar filsafat , oleh karena itu Fenomonologi
juga dapat disebut sebagau ilmu tentang kesadaran (science of consciousness) .
Dalam proses
tampaknya fenomen-fenomen kepada kesadaran ada yang disebut dengan
“konstitusi”. Fenomen mengkonstitusi diri dalam kesadaran, karena ada korelasi
an tara kesadaran dengan realitas, yang dapat diatikan sebuah kesadaran yang
memungkinkan menampakan suatu realitas dari objek tersebut dan itulah yang akan
menghasilkan sebuah kebenaran .
Sebagai contoh dari
konstitusi: “saya melihat suatu gelas, tetpai sebenrnya saya lihat mereka suatu
perspektif dari gelas tersebut, saya melihat gelas itu dari depan, belakang,
kanan, kiri, atas dan seterusnya.” Namun dari sudut mana kita melihat obyek
tersebut tetapi bagi kita sudah ada persepsi bahwa gelas adalah sintesa dari
semua perspektif kita. Oleh sebab itu Husserl selalu memntingkan dimensi
historis dalam kesadaran dan dalam realitas karena suatu fenomen tidak pernah
merupkn suatu yang statis,artinya suatu fenomenon tergantung pada sejarahnya.
Maka konstitusi dalam filsafat Husserl selalu diartikan sebagai “konstitusi
genetis”. Proses yang mengakibatkan suatu fenomen menjadi real dalam kesadaran
adalah merupakan aspek historis.
Benda-benda tidaklah
secara langsung memperlihatkan hakikat dirinya karena yang kita temui pada
benda-benda itu dalam pemikiran biasa bukanlah hakikat. Hakikat benda itu ada
dibalik yang kelihatan itu. Karena pemikiran pertama (first look) tidak membuka
kebenaran yang sebenarnya, maka diperlukan pemikiran kedua (second look).
Dengan kata lain dalam mengalami fenomenon kita tidak terutama memandang
fenomenon, tetapi memandang barang yang dibelakangnya.Dalam pandangan Husserl
kita harus menghilangkan prasangka umum, pendirian tertentu dll , karena
Husserl menganggap dalam melihat fenomenon kita haris beran melihat fenomen qua
fenomen. Untuk mencapai tersebut , Husserl mengemukakan metode bracketing dalam bentu-bentuk reduksi, yang berrti kembali
pada dunia pengalaman. Pengalaman adalah tanah dari mana dapat tumbuh segala
makna dan kebenaran (nilai historis).
Labels: Pena Perempuan