Istirahatlah Kata-Kata

Dan akhirnya kata pun dapat beristirahat.
Bukan berarti berhenti dalam sebuah perjuangan panjang,
karena akan bangkit kapanpun dia mau.

Film Istirahatlah kata-kata...
Sebuah film yang memperkenalkan sosok lelaki jawa,
seseorang yang berani dengan kata-kata yang penuh makna.
Tapi...
Seketika menjadi buron negara.
 
Dengan kata
Ia tak pernah menyesal, 
Walaupun untaian kata yg membuat dirinya di buru sana-sini
Wiji namanya,
yang harus berganti nama ratusan kali demi pelariannya.

Sosok yang kurus,
berkulit coklat pekat,
tambah tak bisa teriak 'R' dengan jelas.
Adapun luka merah di mata, 
akibat terkena senapan tentara. 

Yang sadar bahwa hidupnya hanya cukup ada, tanpa tahu dimana.
Yang sadar bahwa dia tak bisa tidur nyenyak,
di atas ubin bahkan di atas kasur empuk.
Bahkan ia tak dapat buang kotoran dengan tenang dan bebas,
walau ia tanggapi semua dengan penuh tawa.

Perasaan was-was tetap menghantui waktunya,
karena menjadi buron itu tak enak, katanya.
Wiji adalah buron Orde Baru,
yang tak dapat bergerak bebas karena rezim masa itu.
Karena ia tak bisa hanya diam,
Menurutnya...
Membisu adalah kebusukan.
Bersuaralah dengan kata-kata.
Bergetar rasanya melihat perjuanganmu melawan rezim penguasa.

Bangga mengenal sosokmu Wiji Thukul. 
(Cerita Perempuan, 20 Januari 2017)

Terimakasih untuk
ISTIRAHATLAH KATA-KATA

istirahatlah kata-kata
jangan menyembur-nyembur
orang-orang bisu
kembalilah ke dalam rahim
segala tangis dan kebusukan
dalam sunyi yang mengiris
tempat orang-orang mengingkari
menahan ucapannya sendiri
tidurlah kata-kata
kita bangkit nanti
menghimpun tuntutan-tuntutan
yang miskin papa dan dihancurkan
nanti kita akan mengucapkan
bersama tindakan
bikin perhitungan
tak bisa lagi ditahan-tahan
(Wiji Thukul, 12 agustus 1988)

Labels: