Pada tatapan pertama pukul lima di bukit teletubies.
Ada jingga yang sedang bersiap untuk sebuah pertunjukan.
Menampilkan corak kemarahan.
Raya sedang menari menutup hari yang suram.
Menatap kosong bersama ketiadaan.
Karena senja memberi isyarat bahwa musim akan berganti.
Yaa, dia tahu.
Tepat sebulan yg lalu.
Matamu selalu berbinar.
Menunggu suara ke tepian.
Lalu mulai berbisik pilu.
Tak ingin lagi mengukir jiwa.
Sampai empat bulan lima saat langit jingga meredam.
Akhirnya kamu membasahi pipimu sendiri.
Senyummu hampir luntur.
Rasa sakit, semrawut, sesak.
Hingga lenyap.
Labels: sepotong aksara