Instagram di Penghujung Tahun 2018

Media sosial. Siapa sih yang hari ini enggak kenal atau punya akun media sosial, hampir semua orang punya akun Facebook, Twitter, Instagram, Youtube dan lain-lain. Hidup di zaman yang serba digital ini memang menuntut orang untuk aktif di media sosial, karena banyak yang bilang akan ketinggalan informasi yang lagi hot. Walaupun sebenarnya menurut gue hal tersebut enggak sepenuhnya benar juga sih. Masih banyak kok platform tempat kita berpijak. Hahaha.

Sepanjang tahun 2018 yang akan berakhir dua minggu lagi, gue akan bercerita mengenai tempat yang memberikan banyak ruang yaitu instagram gue @merryhaan. Soalnya dari berbagai media sosial, gue udah lama enggak aktif di Facebook, paling kali-kali aja buka kalo iseng dan share lagu dari Joox biar dapet VIP 12 jam. Kalo Youtube selalu gue pake untuk nonton dari yang serius sampe enggak penting karena gue punya kuota gratis Youtube, jadi mubazir kalo enggak dipake. Gue hanya bercerita menurut pengalaman pribadi gue menggunakan Instagram dan Twitter sepanjang tahun ini.

Pada masa kejayaan instagram dalam kehidupan gue, gue merasa bahagia karena instagram memberikan ruang untuk mencurahkan hobi poto-poto dan membumbuinya dengan kata-kata yang ala-ala alakadarnya. Dulu mungkin hampir setiap minggu, gue posting poto untuk menambah koleksi postingan di instagram supaya semakin beragam dan enak untuk dilihat. Gue selalu mempunyai kepuasaan pribadi kalo poto yang gue ambil bagus dan cocok untuk diunggah di instagram pribadi. Biasanya gue jarang poto diri tapi poto pemandangan, poto orang lain dan sebagainya yang jelas hanya 30% poto diri sendiri kayakya sih. Pada masanya, gue aktif banget lihat poto-poto yang diunggah oleh orang-orang yang beragam dengan karakternya masing-masing. Kalo dipikir-pikir mungkin gue menghabiskan separuh waktu gue hanya untuk buka instagram setiap harinya. Hal yang sangat perlu disesali dalam kehidupan ini. Gue selalu mikir dulu gue ngapain ya waktu engga punya instagram dan gue selalu salut sama orang yang enggak punya instagram karena waktunya tidak terbuang dengan sia-sia seperti gue.

Menurut gue postingan orang di instagram itu memperlihatkan seni tiap orang itu ada banyak dan beda-beda dari setiap akun. Banyak muncul artis-artis baru yang lahir berkat instagram yang mendapatkan banyak apresiasi dari warga instagram dan ada juga yang masuk penjara karena menyebarkan hoax atau ujaran kebencian di instagram. Nah, kalo gue termasuk kategori warga instagram yang biasa-biasa aja, karena main instagram untuk kesenangan pribadi. Ya namanya juga hidup kan harus seimbang, ada yang bagus, biasa dan jeleknya.

Gue masih menikmati instagram sampai awal tahun 2018 kemarin dengan berbagai poto dan video yang banyak gue like. Namun, namanya juga masa kejayaan pasti ada waktunya masa kegelapan yang menghampiri kalo-kalo pondasinya kurang kuat. Sepanjang tahun 2018 ini jujur gue agak sedikit lelah menggunakan instagram, sampai akhirnya gue hijrah ke twitter. Mungkin banyak yang seperti gue yang memilih twitter sebagai tempat bersandar. Walaupun ternyata masih banyak orang yang setia aktif di twitter sudah sekian lama tanpa meninggalkannya sedetik pun. Dan kaum-kaum kayak gue dianggap bikin risih warga twitter yang setia. Hahaha. Gue aneh juga sih kenapa heboh banget, kan yang pindahan juga gue... Gue juga enggak akan mengganggu kalian kok, kalo merasa terganggu yaudah unfollow aja apa susahnya tinggal klik. 

Mungkin banyak orang merasakan hal yang sama kaya gue karena jenuh dengan instagram. Iya jenuh banget cuy! kaya kehilangan jati dirinya tuh tempat bermain gue. Masalahnya menurut gue tingkat orang posting poto lebih rendah dengan orang yang buat instastory setiap saat. Apalagi ditambah dengan adanya IGTV, gue enggak pernah liat IGTV sih kecuali enggak sengaja kepencet. Jadinya gue kurang bisa merasakan dampak IGTV, karena gue masih menjadi penikmat gratis kuota Youtube. Dengan adanya fitur instastory, gue merasa waktu semakin terbuang sia-sia melihat kehidupan orang-orang. Sebelumnya juga udah sia-sia makin aja enggak guna kan hidup gue. Masalahnya suka tiba-tiba aja kepencet aja tuh instastory padahal kalo udah dilihat enggak ada yang ngaruh juga untuk kehidupan gue. Hal ini yang membuat gue merasa berada di masa kegelapan menggunakan instagram. Iya gue merasa instagram bukan lagi tempat mengunggah poto dengan caption ala-ala. Ya, walaupun masih ada beberapa warga instagram yang gue follow tetap konsisten. Tapi kebanyakannya mempertontonkan kehidupan pribadi setiap saat. Kalo gue sih orangnya akan langsung meng-hide story beliau yang udah enggak wajar updatenya, atau bahkan gue unfollow/block apabila updatenya malah bikin gue menjadi benci. Hahaha. Masalahnya dengan lihat postingannya, membuat gue ingin berbicara yang tidak baik dan bergosip dengan teman-teman yang memiliki ideologi yang sama.

***

Dalam dunia instagram, gue pernah denger ada kalimat "lo update, maka lo ada." Gitu sih katanya, gatau dapet kalimat itu darimana, pokoknya enggak asing aja tuh kalimat. Sampai pada waktunya gue mengalami kejadian yang mencerminkan kalimat tersebut.

Okay hal ini kemarin-kemarin baru aja kejadian sama gue pribadi. Pada suatu hari gue dateng ke acara temen gue. Kayaknya hampir setiap orang update bahwa lagi di acara tersebut pada instastory, kecuali gue kali ya. Karena gue emang udah jarang banget update di instastory. Kenapa? gue males aja. Intinya tidak akan ada yang bisa mengalahkan kemalesan gue, kalo emg udah males. Beberapa hari setelah acara itu, ada seorang teman yang chat gue via whatsapp dan bertanya,
"Mer, lu ga datang ke acara kemarin ya?"
"Datang kok, kenapa?
"Oh, kirain gue engga dateng. Soalnya enggak keliatan di updateannya dan lu juga engga update yaaa"
"Lagi males update aja, udah lama enggak main instagram"

Kejadian ini mengingatkan gue kepada "lo update, maka lo ada". Ya contohnya kaya tweet di atas lah, menjawab semuanya karena mungkin banyak cerita orang-orang yang berbeda-beda karena enggak update di media sosial. Gue enggak update emang karena gue males update, bukan berarti gue enggak datang. Rasanya media sosial menjadi ajang absensi dalam sebuah acara. Kalo lu datang ke acara itu, lu harus update biar dianggap datang. Padahal enggak ada aturannya untuk update supaya dianggap ada. Ya mungkin bukan temen gue aja yang mikir gue enggak datang ke acara tersebut karena tidak update di instastory. Mungkin ada beberapa orang lain yang berfikir sama, cuma enggak ketauan aja.
Hal ini yang bikin gue semakin merasa jenuh terhadap instagram, tambah aja gue males update-update di instastory.

Akhir dari cerita ini sebenarnya tidak ada intinya, sepanjang tahun 2018 ini gue beberapa kali tutup akun instagram, tetapi gue aktifkan lagi karena ada beberapa pekerjaan yang menuntut gue memiliki akun instagram yang aktif. Tetapi gue lebih aktif di twitter sepanjang tahun ini untuk mencurahkan kekesalan, kebahagian  dan berbagi hobi baru gue melihat jongin di twitter. 
Enggak sabar untuk Januari dan April 2019, makin aja enggak nyambung. Hahaha. 😊